Blogger Widgets Agustus 2013 ~ ANIMASI TKM PERTAMBANGAN KEBUMEN

Selasa, 20 Agustus 2013

Menyambut Festival Video Edukasi 2013

Menyambut Festival Video Edukasi 2013



Tahun 2013 ini Festival Video Edukasi kembali diadakan. Ini adalah salah satu agenda kebanggaan BPMTP Kemdikbud yang diselenggarakan setiap tahun. Sineas Riri Reza ketika hadir di malam anugerah Festival Video Edukasi 2007 di Gedung Cak Durasim Surabaya sempat mengatakan keunikan festival ini ada pada tema yang yang diusung dan negeri ini membutuhkan lebih banyak lagi karya-karya yang bersifat edukatif. Tidak berlebihan jika panitia berharap agar kegiatan ini bisa sejajar dengan event perfilman nasional lainnya. Tentu masih diperlukan kerja keras oleh semua pihak dan dukungan dari masyarakat luas untuk bisa mewujudkannya.
Tema yang diusung pada FVE 2013 ini masih senada dengan tahun sebelumnya yaitu pendidikan karakter bangsa sebagai dasar pembentuk generasi yang unggul dan berbudi pekerti luhur. Tema ini berlaku untuk seluruh kategori peserta yaitu pelajar, mahasiswa dan umum. Panitia sengaja tidak membagi tema besar ini ke sub tema untuk masing-masing kategori seperti tahun sebelumnya untuk memberi keleluasaan peserta melakukan eksplorasi tema. Harapannya akan muncul video-video dengan pesan luhur yang tak terduga dalam menerjemahkan makna budi pekerti. Panitia melihat ada keberagaman persoalan terkait budi pekerti dari Sabang sampai Merauke yang tidak bisa diseragamkan dan sudah menjadi isu lokal. Peserta yang jeli menangkap keresahan-keresahan di lingkungan sekitarnya tentu akan mampu mengangkatnya dalam sebuah video dan membuat dewan juri terkesima.
Tantangan terbesar yang dihadapi anak bangsa akhir-akhir ini adalah tuntutan bijak atas derasnya arus informasi yang datang bersama kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Di satu sisi kemajuan ini membawa dampak positif yang tidak terkira dan memungkinkan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan. Namun teknologi yang sama pula memberikan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan-tujuan yang negatif misalnya pornoaksi atau pornografi. Dua mata pedang yang sama tajamnya. Kemudian kita menyaksikan aksi kekerasan yang melibatkan generasi muda kita, maraknya tawuran antar pelajar, fenomena geng motor, hingga praktek prostitusi di kalangan pelajar. Ini adalah sebagian persoalan budi pekerti yang telah dipotret oleh media massa kita. Lalu persoalan apa yang ada di daerah perbatasan negeri kita atau di pelosok pedalaman? Tentu berbeda. Keragaman persoalan ini sepanjang masih dalam bingkai besar tema pendidikan karakter dan budi pekerti tentu akan mendapat apresiasi dalam FVE 2013.
Ketentuan secara teknis pun lebih dilonggarkan. Jika sebelumnya karya yang masuk dibatasi durasi antara 13 menit – 15 menit, pada FVE 2013 ini panitia mengubah ketentuan durasi menjadi 15 menit – 20 menit. Panitia berharap durasi yang longgar ini dapat digunakan dengan maksimal untuk mengatur tayangan sehingga penyampaian pesan dapat dioptimalkan. Kelengkapan lain yang harus dipenuhi peserta adalah naskah resensi promosi kurang lebih 1 halaman kwarto spasi 1,5 dan disain poster promosi ukuran A3. Panitia bermaksud membiasakan peserta FVE untuk dapat mempromosikan karya mereka secara verbal melalui resensi dan secara visual melalui disain poster.
Untuk karya video, panitia mengharuskan peserta mengirimkan dalam 3 versi yaitu DVD Movie yang akan digunakan untuk preview saat penjurian, file resolusi tinggi (.avi atau .mov) dan file resolusi rendah (.mp4 atau .flvsize 320 x 240 maksimal 20 MB ) untuk upload di website FVE dan di portal rumah belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panitia saat ini sedang mengusahakan agar website FVE dapat digunakan untuk memutar seluruh karya-karya yang masuk ke panitia. Hal ini agar karya yang masuk dapat dinikmati dan diapresiasi juga oleh masyarakat luas.
Komitmen kuat terkait hak cipta masih secara konsisten dipegang dalam penyelenggaraan Festival Video Edukasi. Panitia dan Juri tidak mentolerir peserta yang menggunakan material berhak cipta milik orang lain dalam karya tanpa persetujuan pemilik hak cipta atau setidaknya mencantumkan sumber material tersebut.  Yang dimaksud material di sini meliputi shot video, stillpicture, lagu maupun aransemen musik. Tentu tidak mudah bagi panitia dan dewan juri untuk menggugurkan karya terkait hak cipta ini. Hal ini memerlukan kejelian dan wawasan musik dan visual yang luas dari seluruh panitia dan dewan juri. Untuk itu diawal-awal kegiatan ini panitia menyatakan jika nanti ada tuntutan dari pemilik material hak cipta, itu semua menjadi tanggung jawab peserta sepenuhnya.
Kelengkapan administrasi dalam FVE bersifat mutlak untuk dipenuhi. Formulir peserta dapat diperoleh di sekretariat panitia atau dapat diunduh di website FVE. Lembar formulir itu harus diisi dan dilengkapi dengan fotokopi kartu identitas (KTP / kartu pelajar / kartu mahasiswa), fotokopi NPWP, dan fotokopi halaman pertama rekening bank. Semua identitas tersebut harus atas nama satu orang yaitu sutradara dari karya tersebut. Panitia terpaksa akan menggugurkan karya apabila persyaratan administrasi di atas tidak dipenuhi. Hal ini karena jika karya tersebut berhasil memenangkan festival ini maka menyulitkan pencairan penggantian biaya produksi oleh KPPN selaku pengelola kas negara. Perlu diketahui bahwa penggantian biaya produksi (hadiah) akan ditransfer langsung oleh KPPN ke rekening pemenang.
Pada saat penjurian, dewan juri akan memberikan penilaian suatu karya meliputi 4 aspek yaitu orisinalitas ide, inovasi penyajian, daya tarik dan kesesuaian tema. Juri akan memutuskan 3 pemenang untuk masing-masing kategori yang berhak atas total hadiah senilai 100,5 juta rupiah. Untuk kategori umum juara 1 Rp 18.000.000, juara 2 Rp 15.000.000 juara 3 Rp 12.000.000. Sedangkan untuk kategori mahasiswa juara 1 Rp 14.000.000 juara 2 Rp 11.000.000 dan juara 3 Rp 8.000.000. Sementara kategori pelajar juara 1 Rp 10.000.000, juara 2 Rp 7.000.000 dan Rp 5.500.000
Batas akhir penerimaan karya dari peserta adalah tanggal 30 September 2013 dan pemenang akan diumumkan pada tanggal 15 Oktober 2013. Seluruh karya yang masuk ke panitia akan mendapatkan sertifikat penghargaan sebagai partisipan Festival Video Edukasi 2013.
Sekedar mengenang ke FVE pada tahun sebelumnya, FVE telah diselenggarakan selama 4 kali yaitu pada tahun 2007, 2008, 2011 dan 2012. Beberapa nama besar dalam industri film nasional pernah duduk sebagai dewan juri antara lain Riri Reza, Didi Petet, dan Tika Bisono. Pemenang FVE 2007 untuk kategoribudi pekerti adalah Tiga Sekawan karya Studio Gambar Gerak Yogyakarta, Senyum Lasminah karya LaeliLeksono Film Purbalingga dan Jujur Takkan Hancur karya Sanggar Oploss. Untuk Kategori Filler Pendidikan; Ayo Belajar karya Jirolupat Production, disusul Cacat Kaki Tangan karya Subari, S.Sos, Belajar Membutuhkan karya Empat Dimensi dan terakhir kategori pendidikan luar biasa pemenangnya adalah Antara Aku dan Teman-temanku karya BPPLSP Regional 4 dan Matahariku Ada Di sini karya Point Of View Production. Pengkategorian peserta pada saat itu tidak berdasarkan peserta namun berdasarkan tema dan format karya yaitu kategori budi pekerti, kategori filler pendidikan dan kategori pendidikan luar biasa.
Menginjak tahun berikutnya yaitu 2008 FVE diselenggarakan dengan tema budi pekerti. Peserta dibagi menjadi 2 kategori peserta yaitu kategori umum dan kategori pelajar / mahasiswa. Keluar sebagai pemenang di kategori umum karya dengan judul Cuthel karya Glovision Production, Banjarnegara, Jawa Tengah di susul Jujur Itu Bermartabat karya Sisasela Sinema, Yogyakarta dan Libur Sekolah Abel karya Kosong Tiga Media, Yogyakarta
Sementara untuk kategori pelajar / mahasiswa tropi juara 1 direbut Empat dimensi Yogyakarta dengan karyanya yang berjudul Berbagi Budi Pekerti, disusul Bukan Punya Kita karya R&B Film, Surabaya dan Hormatku karya Ququ Macan, Surabaya.
FVE dapat kembali diselenggarakan pada tahun 2011. Pada saat itu karya milik Novin Farid Styo Wibowo dari Malang berhasil menjadi pemenang pertama sekaligus ketiga untuk kategori umum dengan karya berjudul Layar Kacau dan Menjemput Ilmu Dalam Sarang Peluru. Posisi kedua ditempati karya berjudul Mr.Panakawan karya Endah Loopiati. Untuk kategori mahasiswa karya berjudul Endhog karya Padmashita Kalpika Anindyajati dari  Brankas Film ISI Yogyakarta menempati urutas teratas disusul Ironi Di Balik Gaptek karya RA. Karamullah asal Lamp On Aceh Film Community  dari IAIN   Ar-Raniry Banda Aceh dan Belajar Sejarah Dunia Lewat Logam dan Kertas karya Annisah Nur Adinah Daffodil Film. Sementara kategori pelajar dimenangkan oleh anak-anak SMA 8 Yogyakarta dengan karya mereka yang berjudul Sepatu. Sementara itu anak-anak dari SMP 3 Tempuran Magelang menempati posisi kedua dengan karya dokumenter mereka yang berjudul Miwiti. Juara ketiga ditempati karya berjudul Nilai Sempurna untuk Ibu buah karya 4Dear Production dari SMK N 1 Surabaya
Dari kurun waktu 1 Juni hingga 30 September 2012, panitia FVE menerima 41 karya peserta FVE 2012. Kembali anak-anak SMP 3 Tempuran berpartisipasi dengan mengirimkan karya berjudul Suara Hati. Karya tersebut berhasil merebut hati dewan juri dan menjadi pemenang untuk kategori pelajar disusul Hari Ke-7 dari SMKN 2 Buduran Sidoarjo dan Atikah, karya pelajar SMKN 10 Bandung. Di kategori Mahasiswa karya berjudul Secarik Surat Harapan dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya keluar sebagai pemenang. Disusul Untuk Mereka dari Airlangga Broadcast Surabaya dan Mulailah Dari Diri Sendiri, Sutradara Bunga Rushda Millati, dari Universitas Esa Unggul Jakarta.
Untuk kategori umum dimenangkan sebuah karya yang bercerita tentang keberagaman Nusa Tenggara Barat yang dikemas apik dalam karya berjudul Sape Ampenan Satu Cinta, Sutradara Ming Muslimin disusul Elegi pada posisi kedua karya Bagus Avianto PP, Yogyakarta dan posisi terakhir ditempati karya berjudul Paraliyan (The Others), Yogyakarta.
Lalu Siapakah yang akan menjadi juara pada FVE tahun 2013? Mungkin Anda.      
(Setiadi Puji Waluyo, Panitia FVE 2013)

SEKILAS TENTANG ANIMASI



Animasi Memiliki arti yang cukup banyak tergantung bagi setiap orang yang memandangnya. ada orang yang berfikir bahwa animasi adalah gambar bergerak atau ada pula orang yang berfikir bahwa animasi itu adalah sebuah film yang terdiri dari gambar -gambar yang disatukan, dan berbagai macam pengertian orang mengenai animasi.
walau orang berfikiran berbeda-beda, tetapi pada umumnya orang banyak akan setuju bahwa animasi itu merupakan gambar bergerak, entah latar belakang gambarnya, entah karakter yang digambarkan dalam animasi tersebut atau sudut pengambilan gambarnya, intinya adalah gambar tersebut tidak hanya diam saja. Bila kita melihat pengertian animasi dari wikipedia, animasi adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar-putar hingga menghasilkan gambar yang bergerak. Sedangkan pada saat ini, sebagian animasi yang dibuat, menggunakan bantuan dari komputer. Hasil yang didapat pun tentu saja berbeda, dengan bantuan komputer animasi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan membuat animasi menggunakan kertas gambar.
Suatu animasi tidaklah hanya berupa gambar yang bergerak saja. Di dalam suatu animasi biasanya terdapat tokoh atau karakter yang menjadi sorotan utama dalam animasi tersebut. Karakter tersebut dapat berupa orang , hewan, atau objek lain yang diimajinasikan oleh pembuat animasi. Dalam membuat suatu karakter dalam animasi, sebisa mungkin kita harus mengetahui detail dari karakter yang kita buat itu, seperti diantaranya bentuk dari karakter itu bila dilihat dari berbagai perspektif, ekpresi dari karakter, atau bisa juga tingkah laku dari karakter itu. Hal-hal tersebut akan membuat orang yang melihat animasi itu merasakan bahwa animasi itu benar-benar terasa hidup secara nyata dan bukan hanya berupa gambar yang bergerak saja.
Animasi atau film animasi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat saat ini, baik yang ditampilkan dalam media interaktif di PC, dalam bentuk film di televisi, maupun dalam bentuk layar lebar. Meskipun sudah banyak placement media yang yang menampilkannya, namun masih banyak permasalahan film animasi yang belum terselesaikan, diantaranya :
  1. Menonton film animasi sering dianggap sebagai konsumsi untuk anak-anak
  2. Film animasi belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri
  3. Pemerintah kurang memperhatikan industri kreatif film animasi dan gaji animator di negeri sendiri kecil,akibatnya banyak             animator yang melakukan out sourching
  4. Media elektronik negeri ini kebanjiran film animasi, gaya film animasi yang ditampilkan di beberapa media masih style luar (Barat, Jepang, Korea dan lain-lain) Kurang Indonesiawi.
  5. Permasaalahan film animasi yang berkaitan dengan kendala pembuatannya.
  6. Pemasaran film Animasi.
  7. Animasi/film animasi kurang didayagunakan untuk berbagai kepentingan dan masih banyak persoalan lainnya.
Berangkat dari hal diatas untuk mengembangkan industri kreatif animasi di Indonesia kami mencoba untuk memacu kreatifitas anak bangsa agar bisa sejajar dengan animator-animator dari luar, dan juga mempromosikan karya anak bangsa ini agar mendapat tempat di   di dalam negeri.
Semoga……